Artikel

Sejarah Furniture Jepara

Sejarah Furniture Jepara

Sejarah Furniture Jepara | Kota Jepara sudah jadi cluster industri yang dinamis. Jepara sekarang, 2011, mempunyai sekitaran 12.000 rumah industri dan 200 exportir. Setiap perajin mempunyai 5-15 tukang perajin. Jepara memanglah bukan salah satu kota yang menghasilkan furniture. Tetapi tidak ada kota yang melebih Jepara dengan jumlah perajin dan pebisnis furniture. Di Jepara ada showroom paling panjang di dunia. Bukan satu showroom, tapi banyak showroom berderet-deret sejauh 20 KM di jalan Senenan – Tahunan – Pecangaan. Bagaimana ini dapat terjadi?

Jepara sebagai kota yang berada di pesisir utara Pulau Jawa, persisnya wilayah Jawa tengah sisi utara. Kota yang bersisihan dengan Kota Wali (Kota Demak) dan Kota Santri (Kota Kudus). Kota Jepara populer dengan rekreasi pantai pasir putih yang cantik dan cantik salah satunya rekreasi yang populer yakni Karimunjawa.

Selainnya populer dengan rekreasi pantainya, Jepara populer bernama Kota Ukir. Furniture dan Furniture Jepara juga bukan hanya populer di Indonesia, bahkan Luar negeri. Diawali berbahan baku Kayu Jati terbaik di Indonesia, Ukir-pahatan yang menjadi legenda dan hasil produk Furniture yang berbeda dengan wilayah yang lain. Tetapi apa kalian tahu asal-usul populernya Jepara sebagai Kota Ukir dan Furniture Jepara atau Furniture Jepara dapat populer sampai keluar negeri?

Kisah Sejarah Furniture Jepara

Sejarah Furniture Jepara
Sejarah Ukiran Mebel Jepara

Pada jaman jaman dulu hiduplah pengukir dan pelukis pada jaman Raja Brawijaya dari Kerajaan Majapahit, Jawa Timur. Pengukir itu namanya Prabangkara atau disebutkan dengan Joko Sungging. Raja Brawijaya ingin memiliki lukisan istrinya pada kondisi tanpa baju. Ini bentuk rasa cinta si raja. Diundanglah pakar ukir dan gambar Prabangkara itu untuk merealisasikan kemauan Raja. Prabangkara memperoleh pekerjaan yang tidak mungkin: melukis istri raja tanpa baju tapi jangan menyaksikan permaisuri pada kondisi tanpa baju. Harus lewat khayalan saja. Prabangkara melakukan pekerjaan itu. Dan selesai pekerjaannya dengan prima. Mendadak satu ekor cecak buang tinja dan berkenaan lukisan itu. Hingga lukisan permaisuri itu punyai tahi lalat. Raja senang dengan hasil kreasi Prabangkara itu.

Dilihatnya dengan detil gambar lukisan itu. Dan demikian ia menyaksikan tahi lalat. Raja murka. Ia mendakwa Prabangkara saksikan secara langsung permaisuri tanpa baju. Karena lokasi tahi lalat sama seperti realita. Raja cemburu dan memberi hukuman Prabangkara dengan mengikatnya di layang-layang, selanjutnya menerbangkannya. Layang-layang itu terbang sampai ke Belakang Gunung di Jepara dan landing di Belakang Gunung itu. Belakang Gunung itu sekarang namanya Mulyoharjo di Jepara. Selanjutnya Prabangkara mengajari pengetahuan memahat ke masyarakat Jepara di saat itu dan kelihaian ukir masyarakat Jepara bertahan dan lestari sampai sekarang ini.

Ya itu Kisah mengenai ukir-pahatan Sejarah Furniture Jepara. Memikat buat didengarkan. Mungkin saja memberikan ide untuk gagasan layang-layang berawak manusia. Kemungkinan berlebih-lebihan, bagaimana layang layang terbang dari Majapahit – Jawa Timur sampai ke Jepara Jawa tengah? Apa itu story atau history? Sepertinya banyak yang story dech.

Ada kisah lain mengenai Sejarah Furniture Jepara. Ini terdapat bukti orisinal berbentuk artefak warisan jaman Ratu Kalinyamat di Mushola Mantingan.

Ukir-pahatan Jepara telah ada tapak jejaknya pada periode Pemerintah Ratu Kalinyamat (1521-1546) pada 1549. Si Ratu memiliki anak wanita namanya Retno Kencono yang besar perannya untuk perubahan seni ukir. Di kerajaan, ada mentri namanya Sungging Badarduwung, yang tiba dari Campa (Cambodia) dan ia ialah seorang pengukir yang bagus. Ratu membuat Mushola Mantingan dan Pusara Jirat (pusara untuk suaminya) dan minta ke Sungging untuk mempercantik bangunan itu dengan ukir-pahatan. Sampai saat ini, ukir-pahatan itu dapat dilihat di mushola dan Pusara Sultan Hadlirin. Ada 114 relief pada batu putih. Di saat itu, Sungging penuhi keinginan Ratu Kalinyamat.

Asal Usul Ukir Sejarah Furniture Jepara

ukir kayu jepara
Seni Ukir Pedesaan Dari Kayu

Wilayah Belakang Gunung kabarnya ada barisan ukir yang bekerja layani keperluan ukir keluarga kerajaan. Barisan ukir itu selanjutnya meningkatkan talentanya dan tetangga sekitaran turut belajar pada mereka. Jumlah pengukir lebih banyak. Pada periode Ratu Kalinyamat barisan mereka berkembang. Tapi seperginya Ratu Kalinyamat mereka statis. Berkembang kembali pada periode Kartini.

RA Kartini berperanan dalam perubahan ukir furniture Jepara dengan memberinya pengiringan bagaimana membuat produk ukir yang dicintai pasar. Kartini mengutamakan keutamaan design. Ia kumpulkan perajin ukir, memberikan modal dan pasarkan produk mereka ke Batavia, Semarang dan Negeri Belanda.

Dalam peningkatan design, RA Kartini mengunggah perajin ukir untuk berpikiran mengenai faktor fungsional dari produk. Hingga mereka mengaplikasikan ukir-pahatan ke benda- benda furniture yang fungsional untuk rumah tangga. Di tanggal 1 Juli 1929, Kartini membangun sekolah ukir namanya “Openbare Ambachtschool”. Pemerintahan Jepara membangun perusahaan punya komune “Jepara’s Houtsnijwerk En Meubelmaker”. (Local Clusters in Global Nilai Chains, Roos Kities Andadari), Tapi perusahaan ini gulung alas sesudah sekian tahun setelah itu. Walau begitu, kelihaian ukir Jepara tidak lenyap dengan gulung alasnya instansi itu. Kelihaian ukir masyarakat Jepara diturunkan temurun tanpa bergantung pada perusahaan atau. Tapi tidak berarti perusahaan dan sekolah tidak penting. Sekolah dan perusahaan itu pupuk untuk hoby memahat perajin Jepara.

Munculnya Ekspor Furniture Jepara

Kursi sofa tamu jati royal
Kursi sofa tamu jati royal

Di tahun 1970, ukir Furniture Jepara dikenali secara lokal. Perubahannya sedikit, cukup buat membuat perajin Jepara bertahan.
export
Di tahun 1981, Pemerintahan Wilayah Jepara punyai ide untuk belajar ekspor ke Bali. Bali telah memiliki pengalaman ekspor. Jepara tidak pernah ekspor. Jepara masih termasuk wilayah miskin di Jawa tengah. 3 tahun selanjutnya, mulai ada banyak perusahaan yang lakukan ekspor.

Sejarah Furniture Jepara

Yang tidak terdaftar ialah pemasaran lokal. Meskipun ekspor furniture Jepara turun, perajin dan pebisnis Jepara masih bertahan. Ini karena masih tetap ada pemasaran lokal ke Jawa, Sumatra, Bali, Sulawesi, Kalimantan.

Produk Furniture dan Furniture Jepara

Produk dari furniture Jepara benar-benar beragam macam. Misalkan, Gebyog (pemisah), Meja, Tempat Tidur atau Dipan, Almari, Bangku, barang kerajinan dan lain-lain. Warga yang ada di kelompok menegah ke atas, dari beragam tipe furniture terbanyak menyenangi tipe bangku. Opsi itu misalkan untuk produk bangku makan, bangku tamu, bangku taman, bangku sofa jati dan bangku kerja. Menurut sebuah penilaian pada kelompok yang menyenangi tipe bangku, sebagian besar pada mereka lebih menyenangi bangku dengan ukir-pahatan Jepara yang bermotif terbaik.

Daerah penghasil ukiran kayu yang terkenal adalah motif ukiran kayu jawa tengah, contoh karya seni ukiran kayu artikel seni ukir motif seni ukir jepara memiliki ciri khas yaitu seni ukir jepara didapatkan dari kemampuan mengukir orang seni ukir jepara termasuk karya seni.

Penutup

Bagaimana menarik bukan anda dapat mengetahu info menarik tentang sejarah furniture jepara yang di dapat asli dari orang jepara asli, Itu Sejarah Furniture Jepara mudah-mudahan dengan membacanya anda bisa ketahui mengenai kota kecil kami Jepara, dan anda lebih kenal dengan produk furniture jepara yang mendunia, karena produk mebel jepara kami sudah banyak di kenal di beragai kota di indonesia bahkan hingga luar negri, semoga informasi yang kami berikan dapat bermanfaat terima kasih.

Tinggalkan Balasan